Sejarah Desa
DESA RANDEGAN DAN SEJARAHNYA
Desa Randegan diperkirakan berdiri pada abad ke 19 SM. Tidak ada catatan yang pasti kapan berdirinya desa tersebut. Konon pada jaman dahulu,ada seorang pengembara yang sampai saat ini dikenal dengan nama Mbah Leler yang berasal dari daerah Jawa Timur. Pada saat itu, Mbah Leler berhenti/mandeg (bahasa Jawa) di daerah ini sehingga diberi nama Randegan. Karena Randegan diartikan oleh sebagian penduduknya yang berlatarkan Suku Jawa adalah Pemandegan, dimana Mandeg artinya tempat berhenti. Sedangkan, menurut bahasa Sunda, Randegan dikaitkan dengan kata Pangrandeg/Pangeureunan yang artinya tempat berhenti. Pada saat jaman penjaahan Belanda dan Jepang, daerah ini juga dijadikan sebagai tempat transit atau berhenti (mandeg) sehingga berdiri stasiun kereta api yang diberi nama Stasiun Kereta Api Randegan.
Setelah berdiri beberapa lama, datanglah seorang pengembara kaya dermawan dari Daerah Purworejo yang dikenal dengan nama Mbah Dito Wongso di daerah grumbul leler. Daerah grumbul leler dulunya kondisi tanah di wilayah tersebut berlumpur seperti leleran/sawah siap tanam sehingga dinamakan Grumbul leler. Leler sendiri terkenal sampai saat ini karena keberadaan Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy (PPTI) Leler. Pendiri PPTI Leler yaitu KH.Zuhdi. Beliau cucu dari Mbah Dito Wongso. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, Desa Randegan telah dipimpin oleh 11 (sebelas) orang Kepala Desa atau yang biasa disebut Lurah. Adapun nama – nama pemimpin di Desa Randegan sebagao berikut :
- Angga (sebelum 1902)
- Bangsa Karya ( sampai dengan 1902)
- Karya Semita (Th 1902 – 1929)
- Samiarja (Th 1929 – 1932)
- Atmawireja/Den (Th 1932 – 1937)
- Kramadiarja (Th 1937 – 1945)
- Mulyadiarja (Th 1945 – 1989)
- Mustofa (Th 1989 – 1997)
- Abdul Basar (Th 1999 – 2007)
- Fathoni ( Th 2007 – 2013 )
- Afnad Tamzis ( Th 2013 – 2019)
- Kasihyono ( Kades Sekarang )